Dulu,menurut perhitungan bangsa Maya,pada tahun 2012 atau tepatnya 12 desember tahun 2012 adalah "The end of the time"a.k.a kiamat!.Ramalan bangsa Maya tentang kiamat dunia pada 2012, merupakan bagian dari kalender Long Count, yang juga dikenal sebagai Winaq May Kin. Kalender itu menyakup sekitar 5.200 tahun surya, periode yang disebut satu matahari oleh bangsa Maya. Selain itu, ada juga cerita mistis Bangsa Sumeria tentang Planet Nibiru, dan akhirnya kini memanas sebagai “ramalan kiamat” 21 Desember 2012.Mmm kira-kira bener gngak ya?nah kita liat lebih lanjut.Ternyata Dalam perhitungan Maya yang ganjil, satu tahun terdiri atas 360 hari, sisanya 5,25 hari (4 x 0,25 diperhitungkan sebagai hari kabisat dan dianggap di luar waktu). Secara tradisional, bangsa Maya mempersembahkannya sebagai ucapan syukur atas tahun sebelumnya, sekaligus merayakan tahun yang akan datang.Kalender Maya menyatat pergerakan matahari, bulan, dan planet-planet yang terlihat, masa panen, serta siklus serangga, dan jangka waktunya berkisar dari 260 hari hingga 5.200 tahun lebih. Sejak peradaban manusia bangkit, kita telah melewati tiga Matahari secara penuh, dan sekarang menyelesaikan matahari keempat yang akan berakhir pada 21 Desember 2012.Nah kira-kira bener ngak ya kiamat itu terjadi pada tahun 2012?tapi menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S. Tedjasukmana, “Fenomena yang muncul pada 2011-2012 adalah badai matahari"dan bukan kiamat.
Prediksi itu berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak 1960-an, dan di Indonesia dipantau oleh Lapan sejak 1975. Pasalnya, aktivitas baru di matahari yang disebut “Solar Cycle 24” terlacak oleh lembaga atmosfer Amerika Serikat, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Bintik matahari itu adalah badai magnetik, lebih besar dari pada bumi, yang menodai permukaan matahari. Suhunya kira-kira 1.500 derajat Celcius lebih dingin. Oleh karena itu, cuacanya lebih gelap dibanding daerah sekitarnya yang bersuhu 5.800 derajat.
Bintik matahari terjadi dalam daur sembilan sampai tiga belas tahun –lebih sering sebelas tahun— jangka waktu normal dari satu solar maksimum (jumlah bintik matahari terbanyak) ke solar maximum berikutnya. Begitu pun sebaliknya, dari solar minimum ke solar minimum berikutnya.
Bintik matahari telah dimonitor dengan mata telanjang selama ribuan tahun. Dengan teleskop, tak lama setelah Galileo menyiptakanya pada 1610, dan dengan satelit sejak pertengahan 1970-an. Ada konsensus ilmiah yang lebih luas, bahwa aktivitas matahari keseluruhan —pada dasarnya berarti beragam bentuk ledakan dan letupan surya— meningkat saat jumlah bintik matahari meningkat, dan turun ketika jumlah bintik matahari menurun.
Medan magnet bumi yang berfungsi sebagai pertahanan utama bumi terhadap radiasi sinar matahari, mulai retak. Bahkan, ada yang sampai sebesar kota California. Pergeseran Kutub juga tengah berlangsung. Badai matahari atau solar storm dapat menimbulkan ledakan energi yang cukup dahsyat ke arah Bumi.
Ledakan itulah yang kemudian akan mengganggu jalannya sistem sinyal elektronik yang sensitif, khususnya ponsel dan GPS. Keakuratan GPS akan berkurang hingga 90%, dan dapat rusak. Itu sangat membahayakan dunia penerbangan, di mana fungsi GPS sudah seperti ”nafas pada manusia.”